Rabu, 23 Mei 2012

MELANGGENGKAN BUDAYA DAERAH DISELA KESIBUKAN AKADEMIS

PERFORM SISWA dalam  PARADE BUDAYA 2012
MELANGGENGKAN BUDAYA DAERAH
DISELA KESIBUKAN AKADEMIS

Mengalami sendiri bagaimana menampilkan sebuah karya adalah pengalaman yang sangat berharga.
Inilah yang sengaja saya anjurkan untuk siswa siswi.
Mengajak mereka berkarya dan menampilkannya di depan umum.
Apapun hasilnya biarlah menjadi apresiasi tersendiri bagi masyarakat.

Beberapa event mereka ikuti,meskipun pesaingnya adalah kelompok profesional yang sudah pasti akan menampilkan yang mungkin akan lebih indah.
Tetapi pengalaman anak- anak ini mungkin jauh lebih indah.
Kali ini mereka mengikuti Parade Budaya 2012 yang terdiri dari parade bunga dan perform budaya.




Para siswa dari ekstra kurikuler merangkai bunga bertugas menghias sebuah truk.
Sedangkan para siswa yang lain bertugas membuat desain pertunjukan budaya daerah. Pillihan konsep jatuh pada "Jathilan" mereka menamai kelompok ini dengan nama TURANGGA YAKSA SINLUI PUTRO.
Anak- anak muda ini mengikuti perarakan dengan penuh semangat. Dukungan penonton menambah semangat mereka. Perform anak-anak muda ini bisa diterima oleh masyarakat.
Sebuah kebanggaan, anak- anak muda ini tidak melupakan tradisi daerah, meskipun disibukkan oleh kegiatan akademis di sekolah.
Siapa menyangka anak- anak muda ini mau bersusah payah berjalan kaki menyusuri kota Surabaya , menampilkan budaya daerah dan melayani masyarakat di sepanjang jalan.




Inilah sinopsis yang mereka buat :


SINOPSIS
PARADE BUDAYA
SMA K ST. LOUIS 1 SURABAYA

Indonesia mempunyai beraneka ragam budaya dan seni. Salah satunya adalah kesenian Jathilan yang dipersembahkan oleh SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya (Turangga Yaksa Sinlui Putro). Kesenian ini merupakan “Pethilan” dari Reog Ponorogo yang dikombinasikan dengan tradisi Jawa tengahan.
Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Dimana kesenian ini menggambarkan Pasukan Ksatria berkuda yang sedang menjalankan sebuah misi perjuangan.
Konon, tari kuda lumping merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda. Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Versi lain menyebutkan bahwa, tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda. (Ketika pasukan ini dalam perjalananannya untuk menunaikan tugas ditengah  perjalanan mengalami gangguan dari sekelompok Buto sehingga menghambat perjalanan pasukan tersebut........) Mungkin, atraksi ini merefleksikan kekuatan supranatural yang pada zaman dahulu berkembang di lingkungan Kerajaan Jawa, dan merupakan aspek non militer yang dipergunakan untuk melawan pasukan Belanda.

Selamat Ulang Tahun Surabaya...

                               menabuh gamelan di atas truk


                                              Tim Jaranan 

Teruskan tekadmu anak- anakku, budaya daerah adalah kekayaan tak terbeli.
Kita rawat dengan penuh kesyukuran.
Kita jaga dengan penuh kebanggaan
Salam Budaya